tag:blogger.com,1999:blog-1930456928180739942024-03-19T04:33:29.729-07:00writing for life. writing about lifeeveryone is necessarily the hero of his own life story. (John Barth)Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-39345496457908349822020-04-02T01:02:00.000-07:002020-04-02T01:02:26.736-07:00Esensi Praktik Menulis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtwl3TY-QhSf0ocJKw_l8Ki4Kgsws0HHHdJ2dkXSpvOyDEjoNH9IB8-hZqSBpYK94S6Wlrz3taQnbFl5JuMJChn-CXAcrBr2lG87_Aqu_XQKUfk6k2BghtcF94ZwARaTN0saPqPhPm9J_m/s1600/Foto+Esensi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="960" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtwl3TY-QhSf0ocJKw_l8Ki4Kgsws0HHHdJ2dkXSpvOyDEjoNH9IB8-hZqSBpYK94S6Wlrz3taQnbFl5JuMJChn-CXAcrBr2lG87_Aqu_XQKUfk6k2BghtcF94ZwARaTN0saPqPhPm9J_m/s200/Foto+Esensi.jpg" width="200" /></a></div>
<b>Penulis</b>: Eben E. Siadari<br />
<b>Penerbit</b>: Rayyana Komunikasindo, 2020<br />
<b>Deskripsi</b>: "Sebuah karya luar biasa dari orang yang telah tungkus lumus di dunia jurnalistik selama tiga dekade. Siapa saja yag berhasrat meningkatkan kemampuan dan wawasan membuat karya tulis akan mendapatkan manfaat dari buku ini. Kawan milenial wajib mengintip buku ini untuk menajamkan karya tulis mereka, entah sebagai hobi, hiburan, atau kebutuhan terkait pekerjaan. Bacalah!"<br /><b>Andrias Harefa</b><br /><i>Penulis buku Menjadi Manusia Pembelajar (Penerbit Kompas 2000) dan 40-an buku lain terbitan Kompas-Gramedia (1998-2002)</i><br />
<a name='more'></a><br /><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit; font-size: large;"><b>Mereka Berkata tentang Buku Esensi
Praktik Menulis<o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Saya pertama kali berkenalan dengan
Bung Eben Ezer Siadari sekitar duapuluh tahun lalu sewaktu beliau masih menjadi
wartawan dan cukup sering mewawancarai saya sehubungan dengan permasalahan
berbagai perusahaan tambang yang pernah saya pimpin. Dunia tambang di awal Era
Reformasi dan mulai diberlakukannya Otonomi Daerah memang penuh gegap gempita
dan menjadi sumber berita yang tidak pernah kering.<br /><br /><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Saya terkesan oleh gayanya yang lugas
tetapi bersahabat dan profesionalismenya, karena beliau selalu melakukan penelitian
mendalam tentang topik yang akan dibahas sebelum melakukan wawancara. Di dalam
buku ini Bung Eben mengungkapkan ‘rahasia’ di balik keahliannya menulis dan
kita mendapat pedoman praktis untuk membuat tulisan yang baik. Bagi siapapun
yang ingin membuat tulisan yang ditujukan kepada kalangan yang luas buku ini
menjadi acuan yang sangat berharga. </span><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Noke Kiroyan</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Chairman
& Chief Consultant Kiroyan Partners Public Affairs, Presiden Direktur Rio
Tinto Indonesia (1997-2001)</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"> dan</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"> Presiden Direktur PT Kaltim Prima Coal (2003-2005).<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Eben saya kenal 15 tahun lalu. Ketika
itu dia membantu penyuntingan tulisan-tulisan saya untuk kolom Memo CEO di
majalah yang ia pimpin. Eben juga membantu penyuntingan buku saya yang
diterbitkan Gramedia pada tahun 2004, yang berjudul <i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Power of Values in the Uncertain Business World, Refleksi Seorang
CEO</i>. Buku yang ditulis Eben ini menggambarkan kedalaman kapasitas dan
pengalamannya di dunia yang digelutinya yaitu dunia kepenulisan. Dengan membaca
buku ini Anda akan memperoleh pengetahuan yang berharga dan berguna. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><br />Dr.
</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Herris B. Simandjuntak,</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">SE, MM<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Bidang Asuransi dan Dana Pensiun, CEO PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
(2002-2008).)<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Seratus atau seribu tahun sesudah
kita anumerta, tiada lagi yang tersisa kecuali kisah hidup atau biografi kita.
Buku ini mengajari kita bagaimana menulis biografi yang elok, menarik, dan enak
dibaca untuk diwariskan kepada generasi mendatang, sebagai bukti kita pernah
hidup dan hidup secara berguna. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><br />Jansen
Sinamo, Guru Etos Indonesia, pendiri dan direktur Institut Darma Mahardika,
penulis 8 Etos Kerja Profesional dan buku-buku bertema etos lainnya. <o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Sebuah karya luar biasa dari orang
yang telah tungkus lumus di dunia jurnalistik selama tiga dekade. Kredibilitas
penulisnya tidak terbantahkan. Siapa saja yang berhasrat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>meningkatkan kemampuan dan wawasan membuat
karya tulis akan mendapatkan manfaat dari buku ini. Kawan milenials wajib
mengintip buku ini untuk menajamkan karya tulis mereka, entah sebagai hobi,
hiburan, atau kebutuhan terkait pekerjaan. Bacalah! </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Andrias
Harefa</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Penulis<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>“Menjadi Manusia Pembelajar,” (Penerbit Kompas, 2000) dan 40-an buku
lain terbitan Kompas Gramedia (1998-2012).</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Dalam buku unik Sdr. Eben Ezer
Siadari yang membahas luar-dalam kehidupan, cara pandang, dan proses penulisan
biografi dan karya-karya jurnalistik lainnya ini, saya dapatkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">insights</i> mendalam mengenai dunia
kepenulisan. Eben Ezer sendiri adalah salah satu penulis senior Indonesia yang
selalu meng-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">update</i> diri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><br />Sebagai seorang penulis asal
Indonesia di Tanah Rantau, saya kenal betul bagaimana ekspektasi pembaca akan
substansi tulisan yang mendalam namun tetap renyah dengan unsur-unsur manusiawi
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">human interest.<o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><br />Di Era Revolusi Industri 4.0 ini,
profesi penulis terancam oleh robotisasi, otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI
atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">artificial intelligence</i>). Dalam
beberapa tahun di muka, publikasi di negara-negara maju akan mengandalkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">robot writers</i> sehingga penulis manusia (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">human writers</i>) harus mempunyai nilai
lebih yang tidak tergantikan. Jadilah humanisme sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">selling point</i> utama yang tak akan pernah tergantikan oleh robot.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Buku ini sangat layak dibaca oleh
para penulis dan jurnalis baru maupun senior mengingat setiap karya tulis
adalah jendela ke dalam jiwa si penulis. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">After
all</i>, sebagai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">human writers</i>, kita
perlu</span><span style="line-height: 107%;">j</span><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">
memperdalam unsur-unsur kemanusiaan kita. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Great
job</i>, Eben Ezer! </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Jennie M.
Xue</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">P</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">enulis profesional senior dwibahasa yang bermukim di
California dan kota kelahirannya Jakarta. Karya-karyanya dapat dibaca di
JennieXue.com.<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Buku ini menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti. Tulisan di setiap halamannya mengalir, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">disertai step by step</i> dan contoh nyata, sehingga buku dengan 300
halaman lebih ini bisa dijadikan literatur untuk seorang penulis atau penulis <i style="mso-bidi-font-style: normal;">wannabe</i> yang ingin membuat karya
serupa.Tidak mudah memang menjadi penulis tetapi Pak Eben adalah salah satu
penulis andal Indonesia yang konsisten dan mumpuni, karya-karya beliau tidak
diragukan lagi kualitasnya. Semoga pembaca buku ini akan mendapat inspirasi dan
semangat juga manfaat. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><br />Vivi
</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Widya Savitri, </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">P</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">enulis </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">B</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">uku </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">“</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Cara Cetak Duit dari
Barang Bekas, Kiat Sukses Mengorganisir Garage Sale,</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">”</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"> Penerbit Gradien Books,
Yogyakarta, 2007.)<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Saya mengikuti dari dekat awal karier
ke</span><span style="line-height: 107%;">terlibatan</span><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"> Eben </span><span style="line-height: 107%;">dalam dunia
jurnalistik dan ikut mendampinginya.</span><span style="line-height: 107%;"> </span><span style="line-height: 107%;">Ia bergabung dengan Warta Ekonomi sebagai</span><span style="line-height: 107%;"> <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-US">fresh graduate</span></i><span lang="EN-US"> </span></span><span style="line-height: 107%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>saat saya sebagai redaktur pelaksana dan
kemudian pemimpin redaksi. Sebagai pemula di percaturan liput meliput berita ia
menunjukkan talenta dalam merangkai dan menyajikan menulis laporan. Tulisan
maupun laporan lepas sebagai reporter tak memerlukan ‘pembedahan’ atau lazim
disebut penyuntingan alias editing.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Eben membuktikan diri seagai wartawan
dan penulis andal sehingga pada perubahan struktur keredaksian, dalam
kepemimpinan saya, ia dipercaya menjabat Redaktur Pelaksana. Baik sebagai
reporter, staf redaksi, redaktur dan redaktur pelaksana, Eben berhasil meliput
setiap aspek reportase Jurnalistik baik di dalam negeri maupun di mancanegara.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Saya gembira berbagai pengalaman Eben
itu dituangkan dan diterbitkan sebagai buku. Tidak semua wartawan memiliki
kesempatan dan kemauan seperti ini. Buku ini sangat inspiratif dan memotivasi
siapa saja yang berminat dalam dunia tulis-menulis tanpa menyatakan diri
sebagai wartawan atau kuli tinta.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Syahrir
Wahab</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">M</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">antan </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">R</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">edaktur </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">P</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">elaksana dan </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">P</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">emimpin </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">R</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">edaksi Majalah Warta Ekonomi<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Saya bersyukur pernah memperoleh
bantuan penyuntingan dari Eben Ezer dan Salim Shahab ketika menulis tiga buku
saya<i style="mso-bidi-font-style: normal;">, Power Values and Competence</i>
(2019), <i style="mso-bidi-font-style: normal;">It Goes Without Saying</i> (2015)
dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dilema BUMN</i> (2014). Apa yang
ditulisnya dalam buku ini merupakan cerminan pengalaman dan kompetensinya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tidak terbilang tokoh yang menuliskan
biografinya dan buku tersebut kemudian menjadi rujukan bagi mereka yang ingin
sukses. Terkadang juga bukan semata-mata menulis biografi tetapi juga buku
‘leadership’ atau manajemen yang bertujuan untuk memberikan perspektif di dalam
dunia kerja bagi generasi-generasi sesudahnya. Saya termasuk yang mencoba
menuliskan pengalaman kerja dalam ketiga buku saya di atas.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><br />Saya yakin buku ini akan memberikan
manfaat bagi banyak kalangan, baik praktisi maupun akademisi. Saya juga
sependapat dengan Eben Ezer<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bahwa di era
digital semua orang ‘dimudahkan’ untuk bisa menulis. Kiat-kiat itu sudah
dituliskan lengkap di buku ini dan petunjuknya sangat praktis, mudah dipahami
dan dipraktikkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Melihat jam terbang Eben Ezer yang
sangat panjang di dunia jurnalistik, saya yakin dan percaya buku ini sangat
berguna bagi mereka yang mau berbagi pengalaman melalui biografi dalam bentuk
buku yang menarik. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Dr. Prasetio</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Penulis
Buku “The Power, Values and Competence,” dan sejumlah buku manajemen korporasi
lainnya, Dirut Perum Peruri (2012-2017), Direktur PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk. (2007-2012), Direktur Bank Danamon (2002-2004)<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Saya mengenal Eben ketika
bersama-sama dengan Salim Shahab dari Rayyana Komunikasindo membantu saya dalam
penyuntingan buku <i style="mso-bidi-font-style: normal;">To See the Unseen,
Kisah Di Balik Damai di Aceh (2007)</i> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Keeping
the Trust for Peace (2011).</i> Pengalaman bekerjasama dengan mereka sangat
menyenangkan, membawa saya kepada kegembiraan dalam menulis dan menuangkan
gagasan ke dalam buku. Menjadikan fakta, ide, gagasan, pengalaman, kegelisahan
dan berbagai hal bisa tersalurkan dengan konstruktif dan tepat sasaran. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Saya menyambut baik buku ini. Sangat
berguna untuk membantu memahami pekerjaan menulis. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><br />D</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">r. Farid Husain, Sp.B., KBD. </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Penanggung
Jawab Delegasi Indonesia untuk Proses Perundingan dengan GAM pada Perundingan
Helsinki 2005.<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Buku ini layak dibaca terutama oleh
mereka yang berencana menulis buku. Banyak hal yang dijelaskan dalam buku ini
telah saya praktikkan ketika menulis pengalaman saya dalam menangani perdamaian
di Aceh dalam buku “TNI dan Perdamaian di Aceh” (Penerbit Rayyana Komunikasindo
2013). Eben dan Salim dari Rayyana membantu saya dalam penyuntingan, dan
sungguh sebuah pengalaman menyenangkan. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><br />Laksda TNI
(Purn) Soleman B. Ponto, ST, MH<br />Kabais TNI 2011-2013).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Upaya pencerahan masyarakat sangat
banyak ditopang oleh dorongan yang muncul dari tulisan. Pada gilirannya upaya
pencerahan sedemikian akan melahirkan perubahan dalam masyarakat. Misalnya,
Benedict Anderson dalam bukunya ‘Imagined Community’ menyebutkan bahwa gerakan
demokratisasi di Eropa Barat dipicu oleh gerakan Reformasi pada abad ke-16. Dan
seperti kita ketahui bersama, gerakan reformasi muncul sebagai lanjutan dari
tulisan Martin Luther yang ditempelkan di pintu gereja Wittenberg. Gerakan ini
mendapat sambutan luas tak lepas dari penemuan percetakan di Heidelberg.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Dalam terang ini, saya menyambut
gembira penerbitan buku ini karena saya melihat peran besar usaha seperti ini
dalam mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat. Terimakasih kepada Saudara Eben
yang melalui tulisannya yang ringan dan renyah ini, kita bisa belajar bagaimana
menulis. Maksud saya, selain sajian substansial dalam tulisan-tulisannya yang
mencerdaskan, pembaca saya harap juga terinspirasi dan dimampukan menuangkan
gagasan, pemikiran dan pengalaman masing-masing ke dalam bentuk tulisan<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">. </b></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br /></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Pdt Gomar
Gultom</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia (PGI)).<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Dari Sdr. Salim Shahab, seorang
wartawan dan penulis berbakat, saya jadi mengenal Sdr. Eben. Kolaborasi Salim
dan Eben menghasilkan buku memoar saya Dari Pulau Buru ke Cipinang. Sebuah
Sejarah Kecil (2011). Setelah itu, saya melihat begitu banyak buku yang mereka
kelola melalui bendera Rayyana Publishing. Saya yakin buku yang sedang pembaca
pegang ini sangat berguna untuk membuka cakrawala tentang dunia menulis. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Dr. Achmad
Sujudi, Sp.B., MHA.</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Menteri Kesehatan RI 1999-2004.<o:p></o:p></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">Buku ini membuat mata saya berbinar
minimal karena dua alasan. Pertama, pengetahuan lapangan memang tak pernah
bohong. Jelas Eben punya pengalaman luas sekaligus mendalam di bidang penulisan
dan jurnalistik. Kedua, setiap pengalaman itu personal, sehingga unik. Maka
meski topiknya tidak asing, buku ini tetap menyajikan banyak hal yang bukan
hanya menarik tetapi juga penting. Maka meski sudah puluhan tahun bekerja di
bidang penulisan populer, termasuk belasan tahun di dunia jurnalistik, bahkan
juga mengajar penulisan, saya masih merasakan buku ini sebagai santapan yang
bukan hanya lezat, tetapi juga bergizi. Terimakasih Eben sudah meluangkan waktu
dan tenaga untuk<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berbagi. Saya belajar
banyak. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Her Suharyanto</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Wartawan Senior, Professional </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">&</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"> Trainer di Bidang
Kepenulisan dan Pekerja Teks Komersial.</span></b><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Di zaman kiwari yang serba digital
ini kita sering menyaksikan komentar-komentar, ciutan bahkan cemooh seenaknya
yang diarahkan kepada begitu banyak pribadi. Di era yang disebut “keterhubungan
tanpa ampun</span><span style="line-height: 107%;">”</span><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;">
tersebut, “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">relentless connectivity</i>”,
memang tak terhindari model dangkal komentar kepada seseorang, juga kepada
setiap kita. Bagi pribadi yang tak rela dicap dengan semena-mena, maka sebentuk
tulisan ataupun biografi yang jernih sungguh perlu. Buku karya Eben Siadari ini
membantu kita menuturkan setepatnya profil seseorang; bagi siapa saja yang
berniat menulis biografi dengan sebaik-baiknya, katau juga hendak menjelaskan
dirinya di ruang publik dan ruang digital setepatnya, maka buku “Menulis
Biografi” ini akan amat bermanfaat. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Pdt Martin
Lukito Sinaga D.Th,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>penulis dan juga
dosen di STT Jakarta dan STF Driyarkara</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;">.<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Bagi dosen perguruan tinggi negeri
dan swasta di Indonesia, menulis menjadi persyaratan utama untuk kenaikan
karier. Saat ini syarat menjadi gurubesar adalah publikasi pada jurnal
internasional bereputasi. Universitas Indonesia memberikan syarat lebih berat
daripada direktorat jenderal pendidikan tinggi (dikti) Kementerian Riset dan
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KemenristekDikti). Oleh karena itu buku ini
sangat bermanfaat bagi para dosen dari segala bidang ilmu. Buku ini memberikan
semangat kepada para dosen untuk dapat memulai langkah pertama menulis naskah
akademis, menempuh perjalanan panjang publikasi pada jurnal internasional
bereputasi. </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><br />Dr. Eugenia
Mardanugraha</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">D</span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">osen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.</span><span style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></span></b></div>
<br />Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-40519671685200811202017-03-10T18:58:00.000-08:002020-04-02T01:13:16.203-07:00Tentang Situs Ini<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNoSpacing">
<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "trebuchet ms" , "sans-serif"; font-size: small;">Situs ini didedikasikan kepada Anda para pembaca sebagai perpustakaan maya karya tulis Eben Ezer Siadari disamping sebagai layanan informasi tentang jasa profesional kepenulisannya bagi yang membutuhkan. </span></div>
<span style="font-family: "trebuchet ms" , "sans-serif"; font-size: small;"></span><br />
<a name='more'></a></div>
</div>
</div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;">Eben Ezer Siadari adalah seorang jurnalis, penulis, editor dan biografer. Ia memulai karier sebagai wartawan ekonomi dan bisnis dua dekade lalu, selain sebagai penulis independen (<i>freelance writer)</i>, dengan fokus sebagai <i>writer</i> dan c<i>o-writer</i> otobiografi, biografi, memoar serta menangani penulisan buku profil perusahaan dan laporan tahunan korporasi.</span><br />
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: small;">Karier jurnalistiknya dimulai di majalah <i>Warta Ekonomi</i> tempat dimana ia kemudian menjadi <i>managing editor</i>, sebelum menjadi pemimpin redaksi Majalah <i>WartaBisnis, BisnisKita </i>dan<i> </i>Majalah<i> DUIT!. </i>Ia pernah menjadi news editor pada Jaringnews.com dan kemudian news editor di satuharapan.com<i>.</i></span><span style="font-size: small;"><br /><br />Sebagai wartawan ia telah menulis ratusan laporan jurnalistik, mewawancarai berbagai tokoh birokrat, pengusaha, akademisi hingga entrepreneur menengah dan kecil. </span><br />
<span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: small;">Dalam 10 tahun terakhir karya-karyanya sebagai penulis, penyunting dan <i>contributing writers</i> adalah:</span><br />
<ul>
<li><span style="font-size: small;"> <a href="http://www.writingforlife.net/2007/05/ciputra-way-praktik-terbaik-menjadi.html"><i>The Ciputra Way, Praktik Terbaik Menjadi Entrepreneur Sejati</i></a> (Elexmedia Komputindo, 2006, sebagai <i>co-writer</i> bersama Andrias Harefa) </span></li>
<li><span style="font-size: small;"><a href="http://teologikerja.com/2011/03/29/telah-terbit-buku-teologi-kerja-modern-dan-etos-kerja-kristiani/"><i>Teologi Kerja Modern dan Etos Kerja Kristiani</i> </a>(Institut Darma Mahardika, 2011, sebagai <i>co-writer</i> bersama Jansen Sinamo)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"> <a href="https://book-creator.blogspot.co.id/2017/03/the-chinese-ethos.html"><i>The Chinese Ethos, Memahami Adi Daya China dari Perspektif Budaya</i></a> (Institut Darma Mahardika, 2013, sebagai <i>co-writer</i> bersama Jansen Sinamo)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"> <i>Yayasan Trisakti 10 Tahun Berjuang di Jalur yang Benar, Melalui Jalur Hukum Kembalikan Usakti ke Posisi yang Benar</i> (Yayasan Trisakti, 2013, penulis)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"> <a href="http://www.writingforlife.net/2008/05/kenalkan-mansen-purba-sh-guru-saya.html"><i>Mansen Purba SH, Guru Saya Marsimalungun</i></a> (Bina Budaya Simalungun, 2008, penulis)<i> </i></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><a href="http://www.writingforlife.net/2008/05/judul-power-of-values-in-uncertain.html"><i>The Power of Values in the Uncertain Business World, Refleksi Seorang CEO, Herris B. Simanjuntak</i></a> (Gramedia, 2004 sebagai penyunting dan <i>contributing writer</i>)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><a href="http://www.writingforlife.net/2007/05/to-see-unseen-kisah-di-balik-damai-di.html"><i>To See the Unseen, Kisah Di Balik Damai di Aceh</i></a> (Penerbit H2I, 2008, <i>co-editor</i> bersama Salim Shahab untuk Farid Husain)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><i><a href="http://www.writingforlife.net/2011/09/otb-sitanggang-sang-pelopor.html">OTB Sitanggang, Sang Pelopor</a></i> (Penerbit Suara Harapan Bangsa, 2011, <i>co-writer</i> bersama Benget Simbolon)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><i><a href="http://www.writingforlife.net/2011/09/dari-pulau-buru-ke-cipinang-sebuah.html">Dari Pulau Buru Ke Cipinang, Sebuah Sejarah Kecil</a></i> (Penerbit Rajut dan Rayyana Komunikasindo, 2011, <i>co-editor</i> bersama Salim Shahab, Penulis: Sujudi)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><i> <a href="http://www.writingforlife.net/2007/05/gede-prama-meninggalkan-keangkuhan.html">Gede Prama Meninggalkan Keangkuhan, Bersahabatkan Keberhasilan, Menuju Kejernihan </a></i>(Gramedia Pustaka Utama, 2006,<i> contributing writer</i>)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/%20http://www.writingforlife.net/2008/11/judul-buku-on-becoming-winner.html"><i>On Becoming the Winner Generation</i> </a>(Penerbit Lintas Berita, 2008, <i>co-editor</i> bersama Salim Shahab, Penulis: Didi Apriadi)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><i>To See the Unseen, Kisah Damai di Aceh</i> (Penerbit H2I Jakarta, 2007, co-editor bersama Salim Shahab, Penulis: Farid Husain)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><i>Keeping the Trust for Peace, Kisah dan Kiat Menumbuhkembangkan Damai di Aceh</i> (Rajut Publishing dan Rayyana Komunikasindo, 2012, <i>co-editor</i> bersama Salim Shahab, Penulis: Farid Husain)</span></li>
<li><span style="font-size: small;"><i>TNI dan Perdamaian di Aceh, Catatan 880 Hari Pra dan Pasca MoU Helsinki</i> (Rayyana Komunikasindo, 2013, sebagai <i>co-editor</i> bersama Salim Shahab, Penulis: Laksda TNI AL (Purn) Soleman B. Ponto)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>Dilema BUMN, Benturan Penerapan Business Judgment Rule (BJR) dalam Keputusan Bisnis Direksi BUMN</i> (Rayyana Komunikasindo, 2014, co-editor bersama Salim Shahab, Penulis: Prasetio)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>It Goes Without Saying</i>, (Rayyana Komunikasindo, 2016, co-editor bersama Salim Shahab, Penulis: Prasetio).</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>The Making of AJT Cogtest</i> (PT Melintas Cakrawala Indonesia, 2018, co-writer bersama Abi Jabar)</span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> <span style="font-size: small;">Ia juga merupakan <i>associate editor</i> untuk buku karya Jansen Sinamo sebelumnya, <i>8 Etos Kerja Bisnis </i>dan <i>8 Etos Keguruan</i>, keduanya diterbitkan Institut Darma Mahardika (2009 dan 2010).</span><span style="font-size: small;"> Pengetahuan dan wawasan kepenulisan dan penyuntingan ia dapatkan selama mengikuti pendidikan di <i>Advanced Course for Practical Journalism</i>,
Thomson Foundation, Cardiff, Wales atas beasiswa Pemerintah Inggris
pada tahun 1994. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung
(1990) ini juga adalah peserta International Visitor Program (IVP)
angkatan 1997 di Washington, AS, yang diselenggarakan oleh United States
for Information Agency (USIA), Amerika Serikat. </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;">Lahir di Sarimatondang 27 Juli 1966, kini ia dan keluarga
tinggal di Ciputat, Tangerang, Banten. <br /><br />Jika membutuhkan jasa
kepenulisan atau informasi yang terkait dengan hal tersebut, dapat menghubungi kami di ebenezersiadari@yahoo.com.</span></span> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-9600859382735434582017-03-10T18:54:00.002-08:002017-03-10T18:54:52.592-08:00The Chinese Ethos<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU_wUgodz68YzaBBJtfRqijYOb7HP9-KMyYyiBjLvuXWvzspRwslcpsWKM2Fw7sYbHWzdR3iDEsJmEPhYCtTZ6L2Z5B3fg-gqJ5oge0fPFx_Slc_tLSXWUu2PaToOAHOJ-PPLMnQEoyanR/s1600/CHinese+Ethos.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="159" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU_wUgodz68YzaBBJtfRqijYOb7HP9-KMyYyiBjLvuXWvzspRwslcpsWKM2Fw7sYbHWzdR3iDEsJmEPhYCtTZ6L2Z5B3fg-gqJ5oge0fPFx_Slc_tLSXWUu2PaToOAHOJ-PPLMnQEoyanR/s200/CHinese+Ethos.jpg" width="200" /></a></div>
<b>Penulis</b>: Jansen Sinamo dan Eben Ezer Siadari<br />
<b>Penerbit</b>: Institut Darma Mahardika, 2013<br />
<b>Deskripsi</b>: Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Carilah ilmu sampai ke Negeri China". Pada masa tersebut bukan saja China merupakan salah satu negeri terjauh dari jazirah Arab namun juga merupakan negeri yang terkenal dengan budaya dan pengetahuannya sangat tinggi.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Saat ini kembali Negeri China menempati center stage dengan kemajuannya yang luar biasa di bidang ekonomi. Dan dengan jeli penulis menangkap salah satu faktor yang berperan penting dalam kesuksesan negeri itu, yakni The Chinese Ethos.<br />
<br />
Gagasan 8 Etos yang digambarkan dalam buku ini, dalam bentuk narasi yang sangat mengalir, perlu dijadikan bahan pendidikan dalam kurikulum anak-anak Indonesia. Penulis berhasil menyajikan tulisan yang sangat insightful sekaligus inspiring.<br />
<br />
Satyo Fatwan, Managing Partner Dunamis Organization Services/Franklin Covey Indonesia, tentang buku The Chinese Ethos.Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-12020817934582450722017-03-10T18:11:00.000-08:002017-03-10T18:11:02.479-08:00Yayasan Trisakti 10 Tahun Berjuang di Jalur yang Benar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPosgQm53bbgUNRNV_AEIkTclFx6urpgJ20LThe520IIHNoZWrgXlCvdDTSPB4goAEa1SrqsQ2Lbi-cdC3nMUWsd82BIlYJsmU-lM2htUKPSdbeKIbRG278TzIvaZbv6T0xVFBKiY4_7J9/s1600/Trisakti.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPosgQm53bbgUNRNV_AEIkTclFx6urpgJ20LThe520IIHNoZWrgXlCvdDTSPB4goAEa1SrqsQ2Lbi-cdC3nMUWsd82BIlYJsmU-lM2htUKPSdbeKIbRG278TzIvaZbv6T0xVFBKiY4_7J9/s200/Trisakti.jpg" width="150" /></a></div>
<b>Penulis</b>: Eben Ezer Siadari<br />
<b>Penerbit</b>: Yayasan Trisakti,2013<br />
<b>Deskripsi</b>: Buku ini mengurai perjuangan Yayasan Trisakti, satu-satunya badan hukum pembina dan penyelenggara Universitas Trisakti yang sah, <br />
<a name='more'></a>yang selama satu dekade lebih, teguh dan kukuh menempuh jalur hukum untuk mendapatkan haknya kembali dari cengkaraman Thoby Mutis, rektor yang semula diangkat, lalu diberhentikan oleh yayasan, namun melakukan pembangkangan dan menguasai secara melanggar hukum universitas itu.<br />
<br />
Membaca buku ini dan mengikuti dari dekat perjuangan Yayasan Trisakti, akan memberi pelajaran dan hikmah bagi siapa saja yang berkecimpung di dunia pendidikan, terutama mereka yang masih mempunyai idealisme mencerdaskan bangsa, untuk selalu waspada dan tidak membiarkan lagi adanya insan-insan pendidik yang menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kedudukan tanpa mengindahkan nilai-nilai luhur kecendekiawanan.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-74084025721091078072011-09-20T03:39:00.000-07:002011-10-29T00:52:40.929-07:00Dari Pulau Buru ke Cipinang, Sebuah Sejarah Kecil<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHP7Ue1Cbb2EQfXDTfXV4BLYB1hAcuIWXv3LGlwg3HR3Kc5edYGiKWVjKXATihfAJ2cyvLVSES5IuFKydhK3nkK3cnhicxLjXnXYn3cVzDUpE-lVhIwH4iJBTBMK57KcCZlD4Z_dTYV-NY/s1600/Cover+Buku+Pak+Sujudi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHP7Ue1Cbb2EQfXDTfXV4BLYB1hAcuIWXv3LGlwg3HR3Kc5edYGiKWVjKXATihfAJ2cyvLVSES5IuFKydhK3nkK3cnhicxLjXnXYn3cVzDUpE-lVhIwH4iJBTBMK57KcCZlD4Z_dTYV-NY/s1600/Cover+Buku+Pak+Sujudi.jpg" /></a></div><b>Penulis</b>: Achmad Sujudi<br />
<b>Penyunting</b>: Salim Shahab, Eben Ezer Siadari, Abrar Yusra<br />
<b>Penerbit</b>: Rajut Publishing dan Rayyana Komunikasindo, 2011<br />
<a name='more'></a><br />
<b>Deskripsi</b>: Buku ini merupakan memoar Achmad Sujudi, mantan menteri kesehatan, yang mengisahkan berbagai catatannya sejak semasa kecil, kuliah di FKU-UI, menjalani karier sebagai dokter pertama kali di Pulau Buru, memimpin berbagai rumah sakit pemerintah, menjadi menteri hingga kemudian menjadi warga LP Cipinang. Cukup panjang, 800 halaman lebih.Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-33761299192246955542011-09-19T20:12:00.000-07:002011-10-29T00:56:16.475-07:00OTB Sitanggang Sang Pelopor<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghAOBKhvbWRRx45T9z1fUtXUA_kJi5TEqwHs9HGxB_ywreDY4JVSxwiEygkXOz7Q6TEEKMtyyHAIRLRYVSYq4P77S9VSZLRl-uOLYTU_ZoiK8tRys5Ur1iEuvrj8piv1ZFOc4jCncc_URK/s1600/Buku+OTB1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghAOBKhvbWRRx45T9z1fUtXUA_kJi5TEqwHs9HGxB_ywreDY4JVSxwiEygkXOz7Q6TEEKMtyyHAIRLRYVSYq4P77S9VSZLRl-uOLYTU_ZoiK8tRys5Ur1iEuvrj8piv1ZFOc4jCncc_URK/s1600/Buku+OTB1.jpg" /></a></div><b>Penulis:</b> Benget Besalicto Tnb, Eben Ezer Siadari<br />
<b>Penerbit:</b> PT Suara Harapan Bangsa, 2011<br />
<b>Tebal:</b> 204 halaman<br />
<a name='more'></a><b><br />
</b><br />
<b>Deskripsi</b>: Buku ini merupakan biografi dari OTB Sitanggang, pengusaha asal Samosir yang banyak mencurahkan kiprah entrepreneurshipnya di tanah kelahirannya, Samosir.<br />
<br />
Salah satunya adalah merintis usaha kapal penyeberangan (ferry) sejak awal tahun 1980-an, ditengah skeptisme dari berbagai kalangan. Kini usaha kapal penyeberangan tersebut sudah menjadi bagian esensial dari ritme hidup penduduk Samosir dan sekitarnya.Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-12732497513138975162008-05-23T11:38:00.000-07:002011-10-29T01:02:30.813-07:00The Ciputra Way, Praktik Terbaik Menjadi Entrepreneur Sejati<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrjVE-qEWb7FP9V4G3i2tnaiV0Fv-9pqRZ-QG5Myaom-ykY8J6Ith34UXxtkwBHH8gJ7_PXCFdyiJLvIZVYuwBYIVLpkNrAXdtrh33lkS8nSJ9VgHCpHjpwtEm-QIVaMrrDI8S6zyaTo_g/s1600/book_Ciputra_way.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrjVE-qEWb7FP9V4G3i2tnaiV0Fv-9pqRZ-QG5Myaom-ykY8J6Ith34UXxtkwBHH8gJ7_PXCFdyiJLvIZVYuwBYIVLpkNrAXdtrh33lkS8nSJ9VgHCpHjpwtEm-QIVaMrrDI8S6zyaTo_g/s1600/book_Ciputra_way.jpg" /></a></div><br />
<span style="font-size: small; font-weight: bold;">Penulis: </span><span style="font-size: small;">Andrias Harefa dan Eben Ezer Siadari</span><span style="font-size: small; font-weight: bold;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: small; font-weight: bold;">Penerbit</span><span style="font-size: small;">: Elexmedia Komputindo, 2006<a name='more'></a></span><br />
<span style="font-size: small; font-weight: bold;">Deskripsi</span><span style="font-size: small;">: Potret dan rekonstruksi pikiran dan pengalaman Ciputra sebagai entrepreneur yang terutama ditujukan kepada orang-orang muda calon entrepreneur dan para entrepreneur pemula. Buku ini dikerjakan dengan bahan utama wawancara dengan Ciputra dengan dukungan data dan dokumen pendukung tertulis lainnya.</span> Buku ini telah memasuki cetakan ke-11.<br />
<br />
Berikut ini adalah artikel di harian <i>Bisnis Indonesia</i>, 30 Juli 2006 tentang buku ini:<br />
<br />
<b>Buku Kecil Kisah Raja Properti</b><br />
<br />
Membicarakan geliat bisnis properti dalam negeri tidak akan bisa melepaskan diri untuk tidak menyebut nama Presiden Komisaris PT Ciputra Development Tbk, Ciputra.<br />
<br />
Sukses Ciputra sejak awal memang bermula dari sekadar jualan gagasan, kerja keras, optimisme, dan rajin membina relasi sehingga mampu menjadi salah satu raksasa pengembang.<br />
<br />
Hingga kini sudah 22 kota baru di berbagai kota besar mendapat sentuhan tangannya. Perusahaan binaan Ciputra dapat dilihat di pasar dalam bentuk perumahan low rise ataupun high rise, mal, hotel, lapangan golf, perkantoran, rumah sakit, rumah ibadah, resor yang tersebar di dalam dan luar negeri.<br />
<br />
Lalu apa yang bisa dipetik dari perjalanan hidup Ciputra hingga menjadi salah satu bos besar pengembang? Jawabannya ada di buku kecil seukuran saku setebal 162 halaman ini.<br />
<br />
Kalau dikatakan untuk menjadi entrepereneur harus dari keluarga kaya maka Ciputra pantas menjawab tidak! dengan garis tebal, sebab dia bukan terlahir dari keluarga pengusaha.<br />
<br />
Ciputra kecil atau Tjie Tjin Hoan malah berasal dari keluarga sederhana di desa kecil Parigi, Sulteng. Ketika berusia 12 tahun, dia malah sudah kehilangan ayahnya yang meninggal di tahanan tentara pendudukan Jepang karena tuduhan palsu dianggap mata-mata Belanda.<br />
<br />
Demi mendapatkan masa depan yang lebih baik, bebas kemiskinan dan kemelaratan. anak bungsu dari tiga bersaudara dari keluarga Tjie Siem Poe itu kembali ke bangku sekolah walau terlambat. Ciputra baru masuk kelas 3 SD pada usia 12 tahun.<br />
<br />
Kalau dikatakan untuk menjadi pengusaha diperlukan modal besar. Lagi-lagi Ciputra akan menggeleng dengan tegas. Dia merintis usaha pengembang sejak kuliah di tingkat IV jurusan arsitektur ITB.<br />
<br />
<b>Modal ide</b><br />
<br />
Usaha yang berkantor di sebuah garasi itu dilakukannya dengan dua teman kuliahnya untuk menutup biaya hidup yang tidak dapat disediakan ibunya dan demi persiapan masa depan. Artinya, usaha itu dilakukan tanpa modal yang mencukupi.<br />
<br />
Bahkan saat itu dia harus menanggung hidup orang lain yaitu Dian Sumeler, yang dinikahinya. Perkenalannya dengan Dian diawali ketika Ciputra sekolah SMA di Manado usai lulus dari tingkat SMP di Gorontalo.<br />
<br />
Selepas lulus dari ITB pada 1960, Ciputra berhasil meyakinkan Gubernur DKI-ketika itu-Soemarno untuk mendirikan perusahaan patungan dengan dirinya dan pihak swasta lain, yaitu PT Pembangunan Jaya.<br />
Ketika itu sesungguhnya dia hanya memiliki gagasan. Tidak sebidang tanah atau modal dia miliki. Hanya ide yang dia miliki untuk dijual pada para pemilik modal dan Pemda DKI Jakarta yang kemudian berkongsi mendirikan PT Pembangunan Jaya.<br />
<br />
Hal yang sama dilakukan anak dari keluarga sederhana di desa kecil Parigi, Sulteng itu saat menggagas Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) yang pada masa itu daerah Ancol dikenal sebagai kawasan ‘jin buang anak’.<br />
<br />
Meski sukses di PT Pembangunan Jaya, Ciputra tidak juga puas jiwa pengusaha selalu menuntut kemandirian. Untuk itu di usia 40 tahun dia mendirikan PT Metropolitan Development pada 1971.<br />
<br />
Belum merasa cukup pada 1980, di usia 50 tahun, Ciputra mendirikan Grup Ciputra bersama istri dan keempat anaknya yang baru tamat kuliah di luar negeri.<br />
<br />
Inovasi, insting dan kemauan melakukan suatu hal yang belum dipikirkan pesaing juga dilakukannya dengan penuh keberanian yang dipertanyakan banyak pengembang lain. Sebut saja saat dia memutuskan untuk melebarkan sayap ke luar negeri.<br />
<br />
Sejak 1990 dia melakukan investasi di Singapura dan Hawai melalui Metropolitan Group. Pada 1990 Ciputra Group membangun proyek patungan hotel bintang 5 dan sebuah kota mandiri Ciputra International City di Hanoi, Vietnam sekaligus proyek real estat terbesar di Vietnam.<br />
<br />
Keberhasilan itu membuat Ciputra dipercaya untuk membangun kota baru di Kalkuta, India, Kamboja, Malaysia, China, Uni Emirat Arab. Pendek kata bagi Ciputra melalui buku ini berusaha menularkan jurus-jurus kesuksesannya yang disebutnya tak lepas dari berkat karunia Tuhan.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj_5jEBYqy3LiVSdMs4moMXePXqAGjvpU1P8REqcqzy4IPSdZ6NGbhAo4pUFpfOE8gLoDd2a-K4ZSse6eR56N_ZGf7wdlx86z0iISqhvI6vvXsoAiH4OBIdrSOy-tUmyxHaXxevUrIWJ8d/s1600-h/book_Ciputra_way.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a>Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-27200040450481034182008-03-23T11:41:00.000-07:002011-10-03T20:21:21.232-07:00On Becoming the Winner Generation<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQIaYRCFuiENjLQFcke1PLOWvwNPzsI_nQ9m_5LzbaeCy8oc00vt5g6nqmVN4yqv_bcAaDeLWwVGg9dT0zhLw8BDO0xmslV3yopSbOLkNk_f-ShU2D5rKsUHSEHKVNcESRwebUCaEEvxk/s1600-h/BUKU-1.jpg"><img alt="" border="0" height="200" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5266196419192452930" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQIaYRCFuiENjLQFcke1PLOWvwNPzsI_nQ9m_5LzbaeCy8oc00vt5g6nqmVN4yqv_bcAaDeLWwVGg9dT0zhLw8BDO0xmslV3yopSbOLkNk_f-ShU2D5rKsUHSEHKVNcESRwebUCaEEvxk/s200/BUKU-1.jpg" style="float: right; height: 200px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 135px;" width="135" /></a><br />
<div style="margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Georgia,serif;"><span style="font-size: 100%;"> <b>Penulis</b>: Didi Aprianto dan Wishnu Dewanto<br />
<b>Editor</b>: Salim Shahab dan Eben Ezer Siadari<br />
<b>Tebal</b>: 132 Halaman<br />
<b>Penerbit</b>: Lintas Berita Indonesia<br />
<b>Tahun</b>: 2008<br />
<b>Harga</b>: Rp50.000 <a name='more'></a></span></span> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Calisto MT","serif";"><b>Deskripsi</b>: Setelah 10 tahun reformasi banyak orang menilai gerakan pemuda seperti kehilangan arah. Mandeg. Tercerai-berai. Tak punya agenda bersama. Padahal, sejak seabad lalu, sejarah mencatat pemuda selalu berada di garda terdepan dalam melakukan perubahan. Sejak di bangku SD, kita mengenal tahun-tahun bersejarah itu: 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, 1978 dan 1998.</span></div><div style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Calisto MT","serif";">Penulis buku ini mengamati adanya misorientasi itu, namun mereka tak pesimistis. Walau 10 tahun terakhir berlalu dengan makin termarginalkannya pemuda sebagai gerakan, mereka melihat bahwa sesungguhnya banyak tokoh-tokoh muda inspiratif yang tak tenggelam dalam misorientasi itu. Dengan cara dan kiprah mereka sendiri, ikon-ikon itu memunculkan harapan, menunjukkan cahaya di ujung terowongan yang gelap. Intelektual muslim Universitas Paramadina, Anis Baswedan, grup musik Slank, pelopor survei opini publik Denny JA, atlit bulutangkis Taufik Hidayat, pakar politik Eep Saefulloh Fatah, diva dangdut Inul Daratista, perempuan 'listrik' Tri Mumpuni dan sejumlah tokoh lain merupakan contoh-contoh yang dijadikan bahan refleksi pada buku ini untuk 'menemukan kembali' roh kepeloporan dan pembaruan pemuda.</span></div><div style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Calisto MT","serif";">Penelusuran atas ikon-ikon muda kontemporer itu didahului dengan pemaparan secara mendalam dan sistematis atas pergerakan pemuda sejak 1908, yakni berdirinya Budi Utomo. Para penulis memetakan berbagai periode pergerakan itu berdasarkan peran yang dimainkan para pemuda menghadapi tantangan zamannya. Mulai dari pemuda sebagai pelopor kebangkitan (1908), pemersatu (1928), pendobrak (1945), pembaru (1966), pembawa suara alternatif (1974,1978) hingga sebagai reformator (1998). Telaah reflektif atas peran pada berbagai periode itu lah yang mengantarkan mereka menemukan ikon-ikon muda di era reformasi. Penemuan akan ikon-ikon ini kemudian dijadikan landasan optimisme meretas jalan bagi pemuda sebagai gerakan untuk memenangkan peran sejarahnya yang, telah sangat menentukan sejak dulu.</span></div><div style="margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Calisto MT","serif";">Pada bagian akhir buku ini, kedua penulis mengemukakan keyakinan mereka bahwa kini diperlukan peningkatan wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda. Wawasan itu menjadi landasan bagi pemuda untuk menemukan 'musuh bersama', seperti yang sudah terbukti menjadi pemersatu gerakan sejak zaman prakemerdekaan. Musuh bersama itu kini adalah ketidakadilan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan. Untuk melawan 'musuh bersama,' kaum muda memerlukan arena mau pun wadah sebagai kawah candradimuka penggemblengan. Dan, ikon-ikon muda di era reformasi telah menunjukkan bahwa mereka berhasil menemukan dan menciptakan arena mereka masing-masing. Ada yang menemukannya di bidang dakwah. Ada yang mendapatkannya di dunia dangdut. Yang lain menjadikan musik sebagai wadah. Dan banyak lagi, termasuk dengan bergiat jadi pengusaha, intelektual dan ....masuk ke partai politik.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div></div>Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-26442256765860502972007-05-23T11:39:00.000-07:002011-10-03T20:21:40.299-07:00To See the Unseen, Kisah di Balik Damai di Aceh<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiQ93pCfbdklQDgtlvcFtJ_ngXMCiujII6v1NTBxlH23XIITkltGlw_h0J0UZ2WsArjT3XQ5jJoYgRgigOhzFx7A56_naR5w9HuhWx44UxO5Nyq57WrqAeWuTXsPjh6tUtfjZJ5g3kEeA/s1600-h/kropping6.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5054596069595055730" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiQ93pCfbdklQDgtlvcFtJ_ngXMCiujII6v1NTBxlH23XIITkltGlw_h0J0UZ2WsArjT3XQ5jJoYgRgigOhzFx7A56_naR5w9HuhWx44UxO5Nyq57WrqAeWuTXsPjh6tUtfjZJ5g3kEeA/s200/kropping6.jpg" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt;" /></a><br />
<span style="font-weight: bold;">Penulis</span>: Farid Husain<br />
<span style="font-weight: bold;">Penyunting</span>: Salim Shahab dan Eben Ezer Siadari <br />
<span style="font-weight: bold;">Penerbit</span>: Institut Perdamaian Indonesia, 2007<br />
<span style="font-weight: bold;">Deskripsi</span>: Kisah-kisah perjalanan Farid Husain dalam merintis perdamaian yang sukses di berbagai daerah konflik di Tanah Air, terutama di Aceh.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Berikut ini tulisan wartawan harian <i>Kompas</i>, Abun Sanda, tentang Farid Husain, penulis buku ini. </span><br />
<br />
<div class="fw-text"><span style="font-size: small;"> <b>Farid Husain, Di Belakang Perundingan Damai (Kompas, 24 April 2007)</b></span><br />
<div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><i> </i></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pekan lalu, Farid Husain meluncurkan buku yang berisi pengalamannya dalam perundingan damai Gerakan Aceh Merdeka atau GAM dengan Pemerintah Republik Indonesia. Buku itu diberinya judul T<i>o See The Unseen, Kisah di Balik Damai di Aceh</i>. Diam-diam Farid memainkan peran penting di belakang layar perundingan tersebut. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Inspirasi menulis buku tersebut, kata Farid Husain (57), baru muncul setahun setelah proses perdamaian Aceh berlangsung. Salim Shahab dan Eben Ezer Siadari menjadi editor untuk buku setebal 291 halaman tersebut. Lewat buku ini, pembaca bisa mengetahui bagaimana kepiawaian lobi dapat mencairkan perundingan yang nyaris buntu. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kembali pada masa proses perundingan delegasi GAM dengan delegasi RI pada bulan Januari sampai sekitar Agustus 2005. Kota Helsinki, Finlandia, yang menjadi tempat perundingan, saat itu berudara dingin. Beberapa kali delegasi Indonesia memasuki Wisma Duta Indonesia dengan wajah letih dan raut wajah tak puas. Sementara Farid Husain yang "pelit" kata-kata memilih berjalan kaki menuju Hotel Hilton yang berlokasi di samping Wisma Duta. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hanya beberapa menit Farid berada di hotel itu. Sosoknya lalu lenyap bersama taksi yang ditumpanginya. Hari-hari berikutnya ia nyaris selalu berlaku seperti itu. Suhu dingin Helsinki tak mampu mengurangi gerak pria bertubuh subur ini. Beberapa kali pula dia terlihat berbicara dengan delegasi inti atau tokoh teras GAM. Hal itu dilakukannya di lift, lobi hotel, tepi pantai, bahkan juga di toilet. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Di belakang layar</b></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b> </b> </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Peran Farid dalam perundingan tersebut tak bisa dianggap enteng. Wakil Presiden Jusuf Kalla serta Bachtiar Abdullah dan Zaini Abdullah dari delegasi GAM pun mengakui hal itu. Farid bertugas melobi delegasi dan pejuang GAM. Dia pula yang menggalang dukungan dari sejumlah kalangan di Eropa yang bersimpati pada persoalan Aceh. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">"Ah, kami kan memang berbagi tugas," ujar Farid merendah. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Lalu, lanjut dia, "Pak Hamid (Awaludin), Pak Sofyan (Djalil), Pak Usman (Basjah), dan Pak Puja (I Gusti Agung Wesaka Puja), masing-masing mempunyai peran besar, sesuai keahlian masing-masing. Kami kompak dan tidak merasa lebih terhadap yang lain. Ini juga karena ada dukungan kuat dari Presiden dan Wakil Presiden," kata Farid di Jakarta beberapa waktu lalu. Nama-nama yang disebut adalah tim perunding dari Indonesia. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pembicaraan damai yang menghabiskan enam babak perundingan itu berlangsung alot. Perundingan yang difasilitasi mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, dimulai bulan Januari saat musim dingin dan berakhir Agustus pada musim panas. Hasil perundingan di Finlandia inilah yang membuat konflik bersenjata selama 30 tahun di Nanggroe Aceh Darussalam berakhir. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Nama Farid mendapat tempat tersendiri karena ia kemudian diketahui sebagai orang yang bermain di balik layar. Ia termasuk sosok yang berjasa menghentikan pertumpahan darah antarsaudara di bumi Aceh. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Ahli bedah</b></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b> </b> </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Farid adalah dokter ahli bedah yang sehari-hari menjabat sebagai Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan. Dia menuturkan, tak mudah menjadi orang yang harus muncul di atas dan di belakang panggung sekaligus. Dengan karakter dan kemampuan yang dimiliki, dia merasa lebih pas berperan di belakang panggung sehingga bisa lebih berkonsentrasi dalam lobi. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">"Apa kunci kepiawaiannya melobi?" Farid tertawa, ia kemudian menjawab secara agak berkelok bahwa keliru kalau ada yang menilai modal utama melobi adalah keluwesan bergaul, setia kawan, gampang bersimpati, pandai menjaga perasaan orang lain, piawai membangun suasana, dan sebagainya. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bagi Farid, pelobi mesti membekali diri dengan pengetahuan yang luas, latar belakang, serta "kisah-kisah" tentang banyak orang penting. Dia, misalnya, tekun mempelajari latar belakang keluarga tokoh GAM. Ia berusaha keras masuk ke dalam lingkungan keluarga GAM. Kendati untuk itu ia harus masuk ke pelosok dusun dan hutan. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Ketekunan itu ia petik buahnya ketika bertemu tokoh teras GAM. Farid bisa dengan enteng menyapa tokoh teras GAM di luar negeri sambil berkata, "Saya sudah bertemu anak bungsu Anda di dusun ini. Ia baik-baik saja. Pesannya, tolong belikan dia beberapa baju kaus dan cokelat." </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tokoh GAM di luar negeri yang sudah sekian tahun tidak bertemu anaknya itu bisa meneteskan air mata mendengar kabar tentang buah hatinya. "Pertemanan" seperti ini kala itu memang sama sekali tidak membuat tokoh GAM melunak kepada RI. Akan tetapi, langgam tersebut membuat Farid memegang akses berbicara dari hati ke hati dengan tokoh-tokoh GAM. Jika perundingan buntu, Farid bisa masuk mencairkan suasana.</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Talenta</b></span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b> </b> </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bakat lobi Farid sebenarnya sudah tampak sejak ia duduk di bangku sekolah menengah atas dan berlanjut saat dia belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar. Perselisihan atau pertikaian seakan segera "menguap" begitu Farid turun tangan. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang mengenal dekat sejak 40 tahun silam, rupanya memanfaatkan kemampuan Farid tak hanya dalam proses perdamaian di Nanggroe Aceh Darussalam. Dalam perundingan mendamaikan para pihak yang bertikai di Ambon dan Poso, Jusuf Kalla—yang ketika itu menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat—juga menggunakan tenaganya untuk mencairkan kebekuan para pihak yang bertikai. Dia memainkan peran penting di balik panggung yang membuat para pihak sepakat menghentikan genderang perang. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Untuk melahirkan perdamaian Aceh, Jusuf Kalla menugaskan Farid membangun jalan agar perundingan RI dengan GAM berjalan mulus. Farid mendekati dan bergaul dengan semua pengambil keputusan dan orang-orang berpengaruh di Aceh, baik dari kalangan GAM maupun non-GAM. Inilah yang membuat Farid terbang ke berbagai kota di dunia untuk membangun jalan itu. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pergaulannya dengan orang-orang GAM membuat Farid bisa lebih leluasa masuk ke dalam lingkungan delegasi GAM ketika perundingan nyaris buntu. Ia bisa berbicara dengan para tokoh GAM di rumah orang-orang GAM, di jembatan, bahkan di bandara. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Namun, di balik keluwesan sikap ini, Farid teguh dalam sikap. "Pelobi memang mesti pintar bergaul, tetapi di balik itu dia juga harus memiliki prinsip dan integritas kuat agar tidak mudah terombang-ambing," ujarnya memberi alasan. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Terhadap keempat anaknya, Farid bersifat terbuka. Mungkin karena itulah, mereka mengikuti jejak belajar di fakultas kedokteran, di mana dua di antaranya sudah menyelesaikan kuliah. </span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">"Saya tidak menyuruh, mereka sendiri yang ingin menjadi dokter. Mungkin biar seperti ayahnya, ya. Ha-ha-ha," tutur Farid. </span></div></div>Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-11538994562428357502007-05-23T11:37:00.000-07:002011-10-17T21:16:09.559-07:00Ortu Kenapa Sih?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9cR8szbrsUOfdlTnlnCmXckLJAIFAAqWb-Rt1syTiulI_AjPuNBkQCOgbmAWPnfKNh3ZbXqBFph-r6J4jQX99XoEBN3QB7vuCFuk7KCcHAFJ3Edx5FDChfFM2mJXuT0xBaMkl2rLbR9ZZ/s1600/OrtuKEnapaSih.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9cR8szbrsUOfdlTnlnCmXckLJAIFAAqWb-Rt1syTiulI_AjPuNBkQCOgbmAWPnfKNh3ZbXqBFph-r6J4jQX99XoEBN3QB7vuCFuk7KCcHAFJ3Edx5FDChfFM2mJXuT0xBaMkl2rLbR9ZZ/s200/OrtuKEnapaSih.jpg" width="134" /></a></div><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-weight: bold;">Penyunting</span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">: </span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: small;">Benny Rhamdani dan Elsa V</span><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Penulis</b>:<span style="font-size: small;"><span style="color: #6600cc;"><span style="color: black;"> </span></span></span>Be Samyono, Eben Ezer Siadari, Gat, Ika Widyastuti, Irayani Queencyputri,<br />
<a name='more'></a>Iwok, Koko P. Bhaiwara, Lafrania Taufik, Lili Lengkana, Nunik Utami Ambarsari, Ryu Tri, Sylvia R. Agustini.<span style="font-size: small;"><span style="color: #6600cc;"><br />
</span></span><span style="font-size: small; font-weight: bold;">Penerbit</span><span style="font-size: small;">: Penerbit Cinta, 2006</span></div><span style="background-color: #990000;"></span><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-weight: bold;">Deskripsi</span>: Sekumpulan refleksi para blogger komunitas Blogfam tentang hubungan kritis mereka dengan orang tua semasa masih remaja. Saya menulis dua cerita untuk buku ini: <i>Ransel Pilihan Ib</i>u dan <i>Pertengkaran Selepas Makan Malam.</i></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Berikut ini resensi Dewi Rieka, seorang blogger, tentang buku ini</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Saatnya Rukun dengan Ortu Tersayang</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Saat masih anak-anak, orangtua adalah pusat kehidupan kita. Saat kecil, kita selalu mencari-cari pelukan hangat mama. Menangis ketika ia pergi tanpa mengajak kita. Kita akan tertawa ceria di gendongan ayah. Berbinar ketika ayah mendongengi kita.Ya hanya ada kegembiraan ketika bersama ayah dan ibu. Itu yang kita rasakan.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Nah apa yang terjadi ketika si kecil ini jadi remaja ? wushhh..bukan sulap bukan sihir. Tiba-tiba saja, mereka adalah mimpi buruk bagi hidup kita, para remaja yang baru mengenal dunia. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ayah dan ibu menjelma jadi orang paling kuno, kolot, norak dan entah apalagi julukan kita untuk mereka. Banyak aturan dan suka melarang ini itu tanpa alasan. Benar-benar makhluk menyebalkan. Kadang bikin kamu bertanya-tanya, Mereka pernah muda nggak siih ? Kok nggak nyambung bangeet ?</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Inilah yang dikupas buku Ortu Kenapa Sih ? (OKS). Buku yang berisi 15 cerita dari 12 penulis ini mengungkapkan Me versus My Parents dalam berbagai macam problem. Versus ? Hii..seram juga ya. Tapi..itu yang terjadi. Berbagai macam masalah mulai dari masalah sehari-hari ketika Gat memohon ijin ayahnya untuk dipinjami mobil hingga problem berat seperti seorang ayah yang berselingkuh ada disini. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Kamu bisa tertawa geli, haru biru bahkan marah-marah saat membaca OKS. . Komplit Yup, isi buku ini kisah nyata dari para remaja yang pernah punya konflik sama ortu. Bagaikan adu tinju buku ini dibagi empat ronde. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ronde pertama berjudul Hobi VS Ortu. empat penulis menuturkan bagaimana orangtua yang super duper kolot melarang mereka melakukan kesukaan mereka.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Seperti “Entertainer tanggung”, karya Nunik Utami, yang menceritakan bagaimana kegemarannya berteater ditentang Bapak habis-habisan tanpa alasan jelas. Menyakitkan ? pasti. Tak adil ? tentu saja ! emosi kamu akan diaduk-aduk membaca cerita ini.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ronde kedua, ada Pilihan VS Nyokap, ada “Ransel Pilihan Ibu, kisah Eben Ezer yang mengharu biru. Cerita yang bikin lucu, sedih dan bahkan terharu. Ketika Eben remaja merengek minta dibelikan ransel yang sedang in di serkolah. Dan ibu yang dengan bangga pulang dari pasar membawa ransel pesanan Eben. Senangkah dia ? tidak ! Eben malah memusuhi ibunya. Lhoo kok tegaaa ? Ibu salah apa ? Coba deh kamu baca sendiri..</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ronde ketiga, Kenapa bokap ? yup, ini cerita-cerita remaja berantem sama bokap. Disini ada Ryu Tri yang dengan terbuka bercerita soal ayah yang dibanggakannya tega berselingkuh. Cerita ini membuat kamu menyelami perasaan terluka Ryu saat kejadian pahit itu. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ronde keempat tentu saja..harus, “Berakhir Indah”…saatnya berbaikan dengan ortu. Bagaimanapun salahnya, menjengkelkannya mereka, ayah dan ibu tetap ortu kita. Yang melahirkan dan merawat kita. Yang punya cinta tak terlerai. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Saling memaafkan ? Why not ? Kenapa gengsi ? itu bikin perasaan kamu lapang dan bahagia. Coba deh baca cerita Koko.P yang baru menyadari kalau ia cinta keluarganya saat ia jauh dari rumah.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Yup, buku yang tebalnya 154 halaman ini cukup oke mengulas masalah ortu-remaja. Apalagi esainya ditulis dengan bahasa khas remaja : santai dan apa adanya. Nggak bikin kamu mengerutkan kening. Buku ini juga menawarkan berbagai tips dan trik menghadapi ortu di setiap akhir cerita. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dan…nggak cuma itu, ada bonus kuis yang seru kayak apakah kamu mengenal bokap dengan baik ? hehe lucu dan menghibur. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Sebuah buku bagus tak luput dari kekurangan. Menurut aku, solusi yang ditawarkan di buku ini masih terlalu luas cakupannya. Belum menukik pada sasaran. Jadi mungkin di cetakan berikutnya, saran-sarannya bisa ditambah dan lebih praktis.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Apapun kekurangannya, aku suka buku ini. Buku ini unik. Selain karena ceritanya adalah kisah nyata. Buku ini juga memberikan pencerahan bagi remaja bahwa berantem dengan ortu itu oke-oke saja asal dalam rangka mencari jalan keluar yang terbaik bagi kedua pihak. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ya, <i>win-win</i> solution gitu ! biar kamu en ortu sama-sama senang en pada akhirnya bisa saling berpelukaaann ! oohh..so sweeet ! </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Sumber: http://dedew80.multiply.com/reviews/item/7</div>Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-71268097054368300792007-05-23T11:00:00.000-07:002011-06-10T20:37:12.838-07:00Kenalkan, Mansen Purba SH, Guru Saya Marsimalungun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJjma6yy1XSS8sz9lOEmeBybD2oqLhfWveDHYAx839rARHTPporo15azlu9P0kXDa1OJOw5DgtyxUmicBeNvhsZtDfGqTC_FqyPJqH7wE2-olKGpef99P87YgqoFZM91HvxJuEWJDhuga6/s1600/Guru+Marsimalungun.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJjma6yy1XSS8sz9lOEmeBybD2oqLhfWveDHYAx839rARHTPporo15azlu9P0kXDa1OJOw5DgtyxUmicBeNvhsZtDfGqTC_FqyPJqH7wE2-olKGpef99P87YgqoFZM91HvxJuEWJDhuga6/s200/Guru+Marsimalungun.jpg" width="135" /></a></div><br />
<span style="font-weight: bold;">Penulis</span>: Eben Ezer Siadari<br />
<span style="font-weight: bold;">Penerbit</span>: Bina Budaya Simalungun, 2007<br />
<b>Deskripsi</b>: Buku ini adalah versi cetak dari tulisan berjudul serupa yang sudah tayang di <a href="http://mysarimatondang.blogspot.com/"><span style="font-style: italic;">The Beautiful Sarimatondang</span></a>. Isinya merupakan cerita perkenalan penulisnya dengan Mansen Purba SH, tokoh politik, budaya dan gereja Simalungun. Perkenalan itu dipicu oleh tindakan norak dan dungu penulis, yang kemudian mengantarkannya mendalami pikiran-pikiran Mansen Purba. Selanjutnya itu lah yang membuat penulis menobatkannya dalam hatinya sebagai gurunya <span style="font-style: italic;">Marsimalungun</span>.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9qc_OKi-VLZlgrsmidfePgwKC2W4CxgnJ_WDsGHgG28OpdtoowQCmNAUYDsX1h42cdP3YxRVOKmBZNiCdHHl9JOKl-pIYWFrHPbCfc8bRA8pRCplReMF4hfSDHXb6IxAb5pOyyXcTXUM/s1600-h/Metro_HUT_Mansen_TanamPohonDi_Sondi(2).jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5079594002376620242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9qc_OKi-VLZlgrsmidfePgwKC2W4CxgnJ_WDsGHgG28OpdtoowQCmNAUYDsX1h42cdP3YxRVOKmBZNiCdHHl9JOKl-pIYWFrHPbCfc8bRA8pRCplReMF4hfSDHXb6IxAb5pOyyXcTXUM/s200/Metro_HUT_Mansen_TanamPohonDi_Sondi(2).jpg" style="cursor: pointer; float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px;" /></a>Pada 9 Juni 2007 buku ini resmi diluncurkan dalam acara peringatan ulang tahun ke 70 sang Guru <span style="font-style: italic;">Marsimalungun</span> tersebut. Perayaan ulang tahun itu sendiri sudah didahului oleh upacara tanam 1000 pohon di Sondi Raya, daerah kelahiran sang Guru. Acara tanam pohon dan peluncuran buku itu, dilaporkan oleh koran <span style="font-style: italic;">Metro Siantar</span> sebagai berikut:<br />
<br />
<blockquote><span style="font-weight: bold;">Perayaan HUT 70 Mansen Purba SH, Ortu Marim Purba,Tanam 1000 Pohon di Sondi Raya</span><br />
<br />
Dalam rangka perayaan Ulang Tahun ke-70 Mansen Purba SH, 3 Juni lalu, mantan anggota DPRD Provinsi Tingkat I Sumatera Utara itu melakukan penanaman seribu pohon di dekat Kantor Bupati Kabupaten Simalungun di Sondi Raya, Kecamatan Raya, Simalungun. Dalam kegiatan penanaman pohon itu, mantan orang nomor satu di Kota Madya Pematang Siantar, Marim Purba, yang juga anak kandung Mansen Purba, hadir. Mansen Purba didampingi istri Tuti Dora Rusnaini, Dr. Med Sarmedi Purba SpOG beserta keluarga.<br />
<br />
Sebanyak 200-an pohon telah ditanami dengan varietas dari berbagai jenis seperti mangga, kemiri, petai, durian, pinus, dan lain-lain.<br />
<br />
Kegiatan penanaman 1000 kayu di Raya ini bukan lah yang pertama kali. Tetapi pada perayaan Jubileum 100 tahun injil di Simalungun, tepatnya 2003 lalu, telah dilakukan penanaman kayu sebanyak 2000 pohon jenis meranti, ingul dan kemiri.<br />
<br />
Dr. Sarmedi Purba mengatakan kegiatan menanami kayu itu direncanakan akan tetap berlanjut. Sedangkan pada bulan Februari 2007 pihak keluarga juga telah melakukan hal yang sama dengan menanam 2000 pohon. Ikut dalam kegiatan menanam pohon itu, kakak kandung Mansen Purba , Menna br. Purba mewakili keluarga dr. Djasamen Saragih. Ia mengharapkan kegiatan menanam 1000 pohon itu akan dijadikan sebagai kenangan untuk anak cucu kelak.<br />
<br />
Setelah melakukan aksi menanam seribu pohon dilanjutkan dengan perayaan di Kompleks Rindam Siantar sekaligus peluncuran buku kecil berjudul, ‘Kenalkan, Mansen Purba SH, Guru Saya ‘Marsimalungun,’ oleh Ebenezer Siadari, terbitan Bina Budaya Simalungun, Medan,2007. Rencananya, buku tersebut akan dipasarkan di toko-toko buku di P.Siantar.<br />
<br />
(Metro Siantar, 12 Juni 2007).</blockquote>Buku mini ini lebih menekankan sisi <span style="font-style: italic;">human interest</span> dari dua orang yang berasal dari generasi berbeda dalam membicarakan dan memahami Simalungun sebagai budaya, bahasa dan selanjutnya sebagai suku. Tipis dan mungil seukuran novel populer pada umumnya, buku ‘Marsimalungun’ ini boleh lah diibaratkan sebagai <span style="font-style: italic;">appetizer</span> untuk mengenal lebih jauh pribadi mau pun pikiran-pikiran sang Guru. Menu utamanya kelak adalah sebuah buku yang ditulis sendiri oleh sang Guru, berupa buku semi otobiografi yang masih dalam tahap pengerjaan. Buku itu direncanakan disajikan dalam dua bahasa, Bahasa Simalungun dan bahasa Indonesia. Isinya antara lain memoar tentang masa kecil Mansen Purba SH di Pematang Raya, yang dulunya adalah ibukota Kerajaan Raya. Kerajaan ini punah oleh Revolusi Sosial beberapa tahun setelah Indonesia Merdeka. Mansen Purba sebagai salah seorang keponakan raja, banyak menuturkan kehidupan Raja Raya sehari-hari, yang bagi kebanyakan orang Simalungun sering kali hanya dikenali lewat mitos, legenda dan gosip. (Sebagian dari naskah buku itu sudah ditayangkan oleh Mansen Purba SH di blognya, <a href="http://marayak70tahun.blogspot.com/">http://marayak70tahun.blogspot.com</a> ).<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Kenalkan, Mansen Purba SH, Guru Saya 'Marsimalungun'</span>, oleh penerbitnya disuguhkan sebagai bagian dari upaya mengedukasi publik tentang pentingnya melestarikan budaya lokal, terutama Simalungun, sebagai bagian dari budaya bangsa. Secara terbatas, ia akan beredar di Pematang Siantar. Tetapi bagi siapa yang berminat, bisa juga menyurati penerbitnya di alamat berikut:<br />
CV Bina Budaya Simalungun, Jl Karya 155, Medan 20117 (Telp. 061.6615253).Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-32251694763805859922007-05-23T10:14:00.000-07:002011-06-10T20:41:15.198-07:00Cetak Duit dari Barang Bekas, Kiat Sukses Menyelenggarakan Garage Sale<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6SfdX6B7U33zOo88_v0DMKhLrPItlq98VXgnHRXXG47MARbtie9_DoqeZVqS56P5APlrdOutkXatva-m_5TyyDel-Sijaj8OEXSV_ek2Jhv7XKKD2R932MUqOC-kTNBQeQlqVireMBwk/s1600-h/Cov_Garage_Sale_04.gif" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5064684556415580354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6SfdX6B7U33zOo88_v0DMKhLrPItlq98VXgnHRXXG47MARbtie9_DoqeZVqS56P5APlrdOutkXatva-m_5TyyDel-Sijaj8OEXSV_ek2Jhv7XKKD2R932MUqOC-kTNBQeQlqVireMBwk/s200/Cov_Garage_Sale_04.gif" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt;" /></a><span style="font-weight: bold;">Penulis</span>: Vivi Widya Savitri<br />
<span style="font-weight: bold;">Kata Pengantar: </span>Eben Ezer Siadari<span style="font-weight: bold;"><br />
Penerbit</span>: Gradien, 2007<br />
<span style="font-weight: bold;">Deskripsi</span>: Buku <span style="font-style: italic;">How To </span>tentang bagaimana menyelenggarakan <i>garage sale </i>dengan konteks Indonesia. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa dengan menjual barang-barang bekas di garasi atau halaman rumah, kita bisa memperoleh uang tambahan dan juga mempunyai ruangan baru di rumah, khususnya di dalam lemari pakaian.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Buku ini terutama membahas tentang: Apa saja yang perlu disiapkan, bagaimana mengorganisir <i>garage sale</i> dengan baik, apabila Anda adalah vendor, dan hal-hal praktis di seputar <i>garage sale</i>. Uraian-uraian dalam buku ini diharapkan bisa memberikan gambaran yang Anda butuhkan dan menuntun Anda untuk mengadakan Garage Sale dengan baik dan sukses. Atau, bisa memberikan motivasi kepada Anda untuk berpartisipasi dalam kegiatan Garage Sale di lingkungan Anda atau di tempat lain.<br />
<br />
Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis. Berisikan panduan untuk dibaca oleh ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa, dan pembaca yang ingin mendapatkan tambahan penghasilan. <br />
<br />
(Sumber: http://www.belbuk.com/cetak-duit-dari-barang-bekas-p-14511.html)Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-86939537108855786912007-05-23T10:11:00.000-07:002011-10-17T21:20:51.183-07:00Gede Prama, Meninggalkan Keangkuhan, Bersahabatkan Keberhasilan, Menuju Keheningan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZHnltl7LZa4zwY1CaW8mrYIe1VW3NP4AasOeh0ajUNvVQSobFnJnHg_fGtdytWOdFGp5701C2HVA0UELn4f9x3TCUFPgN1Xns8TEx39Ckjx_ULf9pzz0ZHbj5b1L6cbPtpe9Mg1x1s0KX/s1600/GedePRamaBuku.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZHnltl7LZa4zwY1CaW8mrYIe1VW3NP4AasOeh0ajUNvVQSobFnJnHg_fGtdytWOdFGp5701C2HVA0UELn4f9x3TCUFPgN1Xns8TEx39Ckjx_ULf9pzz0ZHbj5b1L6cbPtpe9Mg1x1s0KX/s200/GedePRamaBuku.jpg" width="136" /></a></div><span style="font-weight: bold;">Penyunting</span>: Gede Prama<br />
<span style="font-weight: bold;">Penerbit</span>: Gramedia Pustaka Utama, 2006<br />
<span style="font-weight: bold;">Deskripsi</span>: Kumpulan tulisan dan wawancara Gede Prama oleh berbagai media. Tulisan saya bersama Agung Widyatmoko yang pernah dimuat di majalah WartaBisnis, diikutkan dalam buku ini.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Sinopsis</b>: Tidak ada kekeliruan, yang ada hanyalah pelajaran - pelajaran.Tidak ada kebetulan, yang ada hanya makna yang belum ditemukan.Tidak ada kesedihan, yang ada jiwa yang sedang bertumbuh.Tidak ada ketakutan, hanya suara guru dari dalam.Demikianlah kehidupan dicoba dilihat oleh Gede Prama dalam buku ini. <br />
<br />
Sifat buku ini sebagai tumpukan hasil wawancara berbagai media dengan Gede Prama membuatnya jadi unik. Terutama karena ide dan sosok Gede Prama diungkapkan secara multiperspektif (dalam sudut pandang maupun cara pengungkapan).Memulai hidup didorong oleh kesombongan, ditarik oleh keberhasilan kemudian berbelok masuk dalam keheningan. Semuanya membuat buku ini jadi bahan-bahan kaya akan perenungan kehidupan. Higher awarenes, deeper relaxation, itulah yang terasa setelah merenung dalam di atas tumpukan pengalaman buku ini.<br />
Sumber: www.bukabuku.com<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/6161/1865/1600/bukugede.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div>Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-70626419716577647502007-05-22T11:40:00.000-07:002011-06-10T22:38:20.800-07:00The Power of Values in Uncertain Business World, Refleksi Seorang CEO<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnlAnRhwcBPDHe4OMmBLBA4rBJzlDGwje1ZeGn9H-ZtpzmBXIZAacTLvvI-F-8ZuOP4vUsMXGsYnFTgK0JQxPSa81lT0fr7zB002iB68PbsDPGlAIgTjFXGmo2Akpkc3b7iWtP356sEHRP/s1600/Power+of+Value.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnlAnRhwcBPDHe4OMmBLBA4rBJzlDGwje1ZeGn9H-ZtpzmBXIZAacTLvvI-F-8ZuOP4vUsMXGsYnFTgK0JQxPSa81lT0fr7zB002iB68PbsDPGlAIgTjFXGmo2Akpkc3b7iWtP356sEHRP/s200/Power+of+Value.jpg" width="130" /></a></div><span style="font-weight: bold;">Penulis</span>: Herris B. Simanjuntak<br />
<span style="font-weight: bold;">Penyunting</span>: Eben Ezer Siadari<br />
<span style="font-weight: bold;">Penerbit</span>: Gramedia Pustaka Utama, 2004<br />
Deskripsi: Buku ini berisi kumpulan pemikiran Herris B. Simandjuntak berdasarkan pengalamannya sebagai CEO di sejumlah perusahaan asuransi di Tanah Air. <a name='more'></a><br />
<br />
<b>Sinopsis</b>: Bagi pekerja keras dunia bisnis adalah dunia mengasyikkan yg penuh tantangan & peluang yg terus mengasah kewaspadaan & ketajaman dalam melihat perkembangan lingkungan lokal & global. Mau tak mau para pemain ini harus terus belajar menbangun & mengembangkan wawasan & jaringan. Mereka harus bisa meluangkan waktu utk duduk berfikir & merengung. Mereka harus punya komitmen tinggi utk terus maju. Tanpa itu gagasan & ide baru sulit muncul apalagi utk melakukan inovasi. Nilai-nilai seperti itulah yg dipegang oleh Herris B. Simanjuntak selama perjalanan hidup & karier bahkan setelah mencapai puncak karier pun dgn memangku jabatan sebagai CEO beliau tak berhenti belajar & refleksi.Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-81811348709828626452007-05-22T10:29:00.000-07:002011-05-23T01:15:53.608-07:00Sketsa 50 Eksekutif Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwBQemBnaImUPAxlwJTFv2ff-OzhVJhxmerhQZSKfCrD2a6Ee6frVZnFo_vSoNMiLwAPqvaRLKGUGqk2qsF74GFJCgwUgW8lMm_5TnjgTcJ4o70M8cpmtii9EWJLZUv_JMcj_fenGBfP_c/s1600/sketsa+eksekutif.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwBQemBnaImUPAxlwJTFv2ff-OzhVJhxmerhQZSKfCrD2a6Ee6frVZnFo_vSoNMiLwAPqvaRLKGUGqk2qsF74GFJCgwUgW8lMm_5TnjgTcJ4o70M8cpmtii9EWJLZUv_JMcj_fenGBfP_c/s200/sketsa+eksekutif.jpg" width="134" /></a></div><span style="font-weight: bold;">Penyunting</span>: Eben Ezer Siadari, Naphtarina Mussolini, Ari Prastowati<br />
<span style="font-weight: bold;">Penerbit</span>: Warta Ekonomi, 1997<br />
<span style="font-weight: bold;">Deskripsi</span>: Penggalan kisah perjalanan karier dan kepemimpinan sekumpulan terpilih eksekutif puncak perusahaan-perusahaan Indonesia. Ditulis oleh sejumlah wartawan majalah WartaEkonomi.Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-53927303030442054652007-05-22T10:00:00.000-07:002011-05-23T01:16:34.512-07:00Sketsa 25 Eksekutif Andal Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvqgAwvJxIk54toGV1qLpPDyKDbGKBDO5ZsstKnCdH_4S2UL-0nDwXTdb9jExYFnoDOPKlTPlfjnetUnRCPynbvG32HLnCZPgCYoLzHrGWNZtlQHfngiaIW-dfZ3UTdEaC6zNhPHLYDfh6/s1600/eksekutif+andal.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvqgAwvJxIk54toGV1qLpPDyKDbGKBDO5ZsstKnCdH_4S2UL-0nDwXTdb9jExYFnoDOPKlTPlfjnetUnRCPynbvG32HLnCZPgCYoLzHrGWNZtlQHfngiaIW-dfZ3UTdEaC6zNhPHLYDfh6/s200/eksekutif+andal.jpg" width="117" /></a></div><span style="font-weight: bold;">Penyunting</span>: Genuk Christiastuti<br />
<span style="font-weight: bold;">Kata Pengantar</span>: Eben Ezer Siadari<br />
<span style="font-weight: bold;">Penerbit</span>: PT Warta Global Indonesia, 2000<br />
<span style="font-weight: bold;">Deskripsi</span>: Penggalan kisah perjalanan karier dan kepemimpinan sekumpulan eksekutif puncak di perusahaan-perusahaan Indonesia.Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-193045692818073994.post-2445088296277388282006-09-22T17:19:00.000-07:002011-09-22T17:28:45.661-07:00Teologi Kerja Modern dan Etos Kerja Kristiani<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiZjuaV22-nHMGPEXIs0WHB_vvsVduVAOjD5b7Ba3QPLh02ibLLsa5aYD9TR3pu339EQ-bMOINpQp5mU7H1drviQX7PckfkT3iJp0J0syGwY1gXgcGSkST2SDt4JoYftQDe0b6Z5tmCR2Y/s1600/cover+teologi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiZjuaV22-nHMGPEXIs0WHB_vvsVduVAOjD5b7Ba3QPLh02ibLLsa5aYD9TR3pu339EQ-bMOINpQp5mU7H1drviQX7PckfkT3iJp0J0syGwY1gXgcGSkST2SDt4JoYftQDe0b6Z5tmCR2Y/s320/cover+teologi.jpg" width="210" /></a></div><b>Penulis</b>: Jansen Sinamo dan Eben Ezer Siadari<br />
<b>Penerbit</b>: Institut Darma Mahardika<br />
<b>Tahun Terbit</b>: 2011<br />
<b>Tebal</b>: 349 Halaman<br />
<b>Harga</b>: Rp77.000,- (tidak termasuk ongkir)<br />
<b>Info dan Pemesanan</b>: Telp. 021 480 1514<br />
<b>Ringkasan</b>:<br />
Pernahkah terpikir untuk bertanya, Apakah Tuhan bekerja? Untuk apa manusia bekerja? Mengapa kerja sering dianggap sebagai beban bahkan kutuk? Apa makna bekerja untuk Tuhan? Apakah bekerja bagi Tuhan hanya melalui pelayanan di gereja belaka?<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Buku ini mengantarkan pembaca untuk menggali dan mendalami berbagai perspektif baru dalam menghayati pekerjaan sebagai mandat dan panggilan Tuhan.<br />
<br />
Dari perspektif teologi, makna dan tujuan hidup manusia hanya akan dapat ditemukan secara penuh sejauh hidup mempunyai hubungan yang positif dan produktif dengan Tuhan.<br />
<br />
Hidup yang bermakna akan ditemukan secara penuh sejauh terdapat kesadaran bahwa Tuhan menginginkan sesuatu yang besar untuk kita lakukan bersamaNya melalui hidup kita, untuk kemuliaanNya dan tujuan-tujuan kehidupan ini secara luas.<br />
<br />
Buku ini membawa pembaca menyegarkan kembali pemahaman imannya sehingga melihat tujuan-tujuan luhur dalam apa pun karier dan tempatnya berkarya.<br />
<br />
Untuk info lebih jauh tentang isi buku ini klik <a href="http://www.teologikerja.com/" rel="nofollow nofollow" target="_blank">www.teologikerja.com</a>Eben Ezer Siadarihttp://www.blogger.com/profile/17409901844739673818noreply@blogger.com0